Monday, February 13, 2017

Jenis Jenis Pengaman dalam Instalasi Listrik Komersial

A.      PENGAMAN
1.       FUSE
a.       Pengertian FUSE

Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik. Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi “Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.

Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk tabung (silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung atau silinder sering ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang berbentuk Pisau (blade) lebih sering digunakan di bidang Otomotif (kendaraan bermotor). Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun diukir pada Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus Listrik (dalam satuan Ampere (A) ataupun miliAmpere (mA) dan Tegangan (dalam satuan Volt (V) ataupun miliVolt (mV). Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau Sekering ini sering dilambangkan dengan huruf “F”.

b.      Jenis-jenis fuse
Untuk jenis-jenis fuse yang sering digunakan pada dunia otomotif adalah ada dua jenis yaitu jenis fuse tipe blade dan fuse tipe tabung kaca atau fuse glass
Hubungan warna dan kapasitas fuse tipe blade
Pada fuse tipe blade, terdapat warna yang menunjukkan kapasitas dari fuse tersebut. Berbeda dengan fuse tipe tabung, karena untuk fuse tipe tabung tidak berwarna. Sebenarnya warna pada fuse tipe blade digunakan untuk mempermudah dan mempercepat pembacaaan kapasitas fuse walaupun sebenarnya angka yang menunjukkan kapasitas fuse nya sudah tertera di fuse.

Berikut kode warna pada fuse tipe blade:
5 A    = Warna coklat kekuning-kuningan atau orange
7,5 A = Warna coklat
10 A  = Warna merah
15 A  = Warna biru
20 A  = Warna kuning
25 A  = Tidak berwarna atau transparan
30 A  = Warna hijau

Bagaimana cara merawat fuse?
Perawatan berguna untuk memperpanjang umur dari komponen. Perawatan juga perlu dilakukan pada komponen fuse mengingat fungsinya yang sangat penting. Untuk merawat fuse anda dapat melakukan beberapa langkah dibawah ini:
·         Gunakan fuse yang sesuai dengan kapasitas fuse nya
·         Fuse biasanya diletakkan pada fuse holder yang tertutup. Tutup fuse holder dengan rapat sehingga jika kejatuhan benda keras fuse tidak pecah atau rusak
·         Lepas dan pasang fuse secara benar.

2.       MCB

a.       Pengertian MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah saklar atau perangkat elektromekanis yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian instalasi listrik dari arus lebih (over current). Terjadinya arus lebih ini, mungkin disebabkan oleh beberapa gejala, seperti: hubung singkat (short circuit) dan beban lebih (overload). MCB sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan sekring (fuse), yaitu akan memutus aliran arus listrik circuit ketika terjadi gangguan arus lebih. Yang membedakan keduanya adalah saat terjadi gangguan, MCB akan trip dan ketika rangkaian sudah normal, MCB bisa di ON-kan lagi (reset) secara manual, sedangkan fuse akan terputus dan tidak bisa digunakan lagi.
  
MCB biasa diaplikasikan atau digunakan pada instalasi rumah tinggal, pada instalasi penerangan, pada instalasi motor listrik di industri dan lain sebagainya.

Prinsip kerja MCB sangat sederhana, ketika ada arus lebih maka arus lebih tersebut akan menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena panas bimetal akan melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip). Selain bimetal, pada MCB biasanya juga terdapat solenoid yang akan mengtripkan MCB ketika terjadi grounding (ground fault) atau hubung
singkat (short circuit).

Namun penting juga untuk di ingat, bahwa MCB juga bisa trip dengan panas (over heating) yang diakibatkan karena kesalahan desain/perencanaan instalasi, seperti ukuran kabel yang terlalu kecil untuk digunakan dalam arus yang tinggi, sehingga menghasilkan panas, yang lama-kelamaan akan melekungkan bimetal dan mengtripkan MCB. Oleh karena itu penggunaan kabel instalasi juga harus memperhatikan standar maksimum arus (A) kabel yang akan digunakan, dan arus kabel tersebut tidak boleh lebih kecil dari arus maksimum rangkaian/circuit.

b.      Tipe – tipe MCB
Menurut karakteristik Tripnya, ada tiga tipe utama dari MCB, yaitu: tipe B, tipe C, dan tipe D yang didefinisikan dalam IEC 60898.
a)      MCB Tipe B, adalah tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 3 sampai 5 kali dari arus maksimum atau arus nominal MCB. MCB tipe B merupakan karateristik trip tipe standar yang biasa digunakan pada bangunan domestik.
b)      MCB Tipe C, adalah tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 5 sampai 10 kali arus nominal MCB. Karakteristik trip MCB tipe ini akan menguntungkan bila digunakan pada peralatan listrik dengan arus yang lebih tinggi, seperti lampu, motor dan lain sebagainya.
c)       MCB tipe D, adalah tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 8 sampai 12 kali arus nominal MCB. Karakteristik trip MCB tipe D merupakan karakteristik trip yang biasa digunakan pada peralatan listrik yang dapat menghasilkan lonjakan arus kuat seperti, transformator, dan kapasitor.

3.       ELCB


a.       Pengertian ELCB
Earth Leakaque Circuit Breaker atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga disebut saklar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistim differential, saklar ini memiliki sebuah transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini melingkari semua hantaran suplay ke mesin atau peralatan yang diamankan, termasuk hantaran netral, ini berlaku untuk semua sambungan satu-phasa, sambungan tiga-phasa tanpa netral maupun sambungan tiga-phasa dengan netral.
ELCB adalah sebuah alat pemutus ketika terjadi kontak antara arus positif, arus negatif dan grounding pada instalasi listrik. Dan yang lebih penting lagi ELCB bisa memutuskan arus listrik ketika terjadi kontak antara listrik dan tubuh manusia.

Komponen ELCB tidak dilengkapi dengan pengaman thermal dan magnetis, sehingga ELCB harus diamankan terhadap hubung singkat oleh MCB sisi atasnya. Biasanya ELCB dapat dipadukan dengan alat Bantu ( auxiliary ) seperti OFS, MX, MN yang menyediakan fasilitas signaling jarak jauh dan trip jarak jauh. ELCB mempunyai mekanisme trip tersendiri dan juga dapat dioperasikan secara manual seperti saklar. Alat ini digunakan jika pengaman arus bocor dibutuhkan pada sekelompok sirkit yang maksimum terdiri dari 4 sirkuit.

b.      Cara kerja ELCB
Cara kerja ELCB secara sederhana diuraikan sebagai berikut : Pada umumnya, bila peralatan listrik bekerja normal, maka total arus yang mengalir pada kawat “plus” dan “netral” adalah sama sehingga tidak ada perbedaan arus. Namun bila seseorang tersengat listrik, maka kawat “plus” akan mengalirkan arus tambahan melewati tubuh orang yang tersengat ke tanah.

Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa pada kawat “plus” atau “fasa” akan mengalir tambahan arus sebesar ΔI bila ada seseorang yang tersengat aliran listrik. Bila ELCB terpasang, maka tambahan arus tersebut akan dideteksi oleh rangkaian khusus. Bila ada tambahan arus maka berarti ada perbedaan arus yang mengalir antara kawat “plus” dan “netral”. Perbedaan arus sebesar 30 mA sudah cukup untuk mengaktifkan relay untuk memutus MCB sisi atasnya. Dengan demikian, ELCB dapat melindungi orang dari bahaya tersengat aliran listrik.



4.       TOR (THERMAL OVERLOAD)

a.       Pengertian TOR
Thermal overload adalah alat pengaman rangkaian dari arus lebih yang diakibatkan beban yang terlalu besar dengan jalan memutuskan rangkaian ketika arus yang melebihi setting melewatinya. Thermal overload berfungsi untuk memproteksi rangkaian listrik dan komponen listrik dari kerusakan karena terjadinya beban lebih.

Thermal overload memproteksi rangkaian pada ketiga fasanya (untuk rangkaian tiga fasa) baik yang menggunakan sistem bimetal maupun yang menggunakan sistem elektronik tanpa suplai terpisah (maksudnya thermal overload elektronik ini tidak membutuhkan sumber daya listrik secara khusus) dan mempunyai sensitifitas terhadap hilangnya fasa yang bekerja dengan sistem diferensial (tidak langsung trip pada kasus terjadinya hilang satu fasa), namun apabila dibutuhkan rangkaian untuk trip segera saat kehilangan satu fasa, maka perlu diperlukan tambahan alat proteksi lain.


Thermal overload ini bisa dipasangkan langsung dengan kontaktornya maupun terpisah sehingga sangat fleksibel untuk pemasangannya di dalam panel. Pemilihan jenis thermal overload ditentukan oleh rating/setting arus sesuai dengan arus nominal rangkaian pada beban penuh dan kelas trip-nya. Untuk pemakaian standar digunakan kelas trip 10 yaitu thermal overload akan trip pada 7,2 Ir dalam waktu 4 detik.

b.      Prinsip Kerja TOR
Sesuai dengan namanya proteksi motor ini menggunakan panas sebagai pembatas arus pada motor. Alat ini sangat banyak dipergunakan saat ini. Biasanya disebut TOR, Thermis atau overload relay. Cara kerja alat ini adalah dengan menkonversi arus yang mengalir menjadi panas untuk mempengaruhi bimetal. Nah, bimetal inilah yang menggerakkan tuas untuk menghentikan aliran listrik pada motor melalui suatu control motor starter (baca motor starter). Pembatasan dilakukan dengan mengatur besaran arus pada dial di alat tersebut.

B.      CONTOH MASALAH DAN SOLUSI YANG BERKAITAN DENGAN OVERLOAD DAN BREAKING CAPACITY

a.       Overload
Masalah       : Timbul tulisan DAYA LOAD / DAYA LEBIH pada layar (KWH Prabayar) : ini dikarenakan tingginya pemakaian listrik atau melebihi  kapasitas daya listrik. 
Cara memperbaikinya : Dengan mengurangi pemakaian listrik atau dengan cara mengajukan penambahan daya ke PLN .

b.      Breaking Capacity
“4500” menunjukkan rated breaking capacity MCB, yaitu kemampuan kerja MCB masih baik sampai arus maksimal 4500A, yang biasanya terjadi saat hubung singkat arus listrik. Dimana diatas angka ini MCB akan berpotensi rusak. Dan angka “3” adalah I2t classification, yaitu karakteristik energi maksimum dari arus listrik yang dapat melalui MCB.
Solusi :
·         Memilih Breaking Capacity LV Breaker (IEC 947-2) yang sesuai.
Untuk menentukan tipe Circuit Breaker yang akan di pasang di dalam sebuah titik instalasi listrik, kita wajib mengetahui dua parameter utama yang mendasar yaitu:
Arus beban (load current) IB;
Nilai arus hubung singkat tiga fasa (three-phase short-circuit) atau dikenal dengan istilah Prospective ISC pada posisi asal mula instalasi pengawatan.
Circuit Breaker terpilih akan selalu membandingkan arus setting Ir dengan arus beban IB, serta breaking capacity-nya ICU dengan prospective ISC (lihat gb. dibawah). Ini adalah aturan dasar yang terdapat pada standar instalasi Circuit Breaker dan kemungkinan tidak akan berubah atau diamandum ulang.




Referensi: